Tuesday 23 January 2007

Kuburan

“Kuburan”

Ih...Judulnya serem banget Kuburan??!! Tapi jangan nanggep yang bukan-bukan lho, ini bukan sesuatu hal yang berbau-bau dengan mistik!!! Disini K3ne cuma mau mengulas tentang sesuatu yang sebenernya “udah Meninggal aja masih susah”!!!

Kita semua tahu, di wilayah Jakarta ini banyak banget warga-warga kurang mampu, bahkan tidak mampu. Tapi, di saat sanak keluarganya ada yang meninggal, mereka kemana? Susah juga!! Gila!!! Mana hati nurani kita??!! Oke...Oke...Oke..Sorry...Sorry...Sorry...Jadi emosi gini!!!

Maksud K3ne tuh gini, gila ya, orang udah mati aja masih dipersulit dengan biaya pemakaman dan penguburan, “GAK ADA DUIT, YA GAK BISA DIKUBUR”!!! Sinting ya??!! Udah jadi bangke men...Kenapa sih gak dikasih keringanan aja buat warga yang gak mampu??!! Udah hidup susah, cari makan aja susah, berobat sana-sini gak bisa, mati pun gak bisa kemana-mana!!! God...,, kemana sih hati nurani Manusia zaman sekarang??!! DUIT??!! Semuanya harus DUIT kah yang bicara??!!

K3ne pernah tuh denger cerita, ada seorang wanita, pekerjaannya pemulung, suaminya entah kemana perginya, dia memiliki dua orang anak laki-laki dan wanita, namanya juga pemulung, gak punya tempat tinggal, dia cuma bisa bawa gerobak untuk ngambil barang-barang bekas alias barang-barang yang udah gak kepake lagi, hujan, panas, dingin, cacian, makian, gak terasa lagi di badan mereka, dinginnya malam pun dan pekatnya malam tak dirasanya, hingga suatu ketika anak dari perempuan pemulung itu sakit, anaknya yang paling kecil, yang wanita. Sungguh menderita Ibu itu, karena gak bisa berobat kemana, megang duit aja gak, buat makan aja susah..., tapi sang Ibu tak gentar untuk mengobati anaknya yang demam tinggi. Hingga sang Ibu datang ke suatu Puskesmas, tapi ternyata di tolak oleh pihak Puskesmas. Akhirnya sang Ibu menggendong anaknya hujan-hujanan mencari tempat untuk berteduh dan untuk menjaga anaknya agar tidak bertambah parah sakitnya. Sang Kakak hanya bisa bertanya-tanya pada sang Ibu, ada apa sebenarnya dengan adiknya, apa yang terjadi dengan adiknya, tapi sang Ibu hanya menggeleng-gelengkan kepala.

Suatu ketika sang Ibu dan kedua anaknya singgah di depan Masjid, dan ada salah satu warga yang keluar dari Masjid dan menanyakan kepada sang Ibu, ada apa dengan sang Ibu, karena sang Ibu hanya bisa menangis dan menangis menatap anaknya yang sudah pucat. Kemudian sang Ibu menjawab bahwa anaknya sakit, dan orang tersebut menaruh tangannya di kening anak perempuan si Ibu, dan Masya’allah, badan si anak sangatlah panas. Dengan sigap orang tersebut mengajak ke Rumah Sakit terdekat, dan si anak sempat di rawat, tapi sayang, karena orang tersebut juga tidak punya uang banyak untuk pengobatan si anak, akhirnya si anak ditarik kembali, infus yang masih terpasang di tangan si anak di cabut oleh Suster perawatnya, teganya perawat itu, tanpa rasa belas asih, perawat itu mencabut infus si anak. Si Ibu menangis tak karuan, karena dia tidak dapat berbuat apa-apa. Akhirnya si anak dimasukkan di gerobak tempat biasa si Ibu menaruh barang-barang bekas.

Hingga akhirnya di bawah jembatan layang si Ibu berteduh dari teriknya matahari, dan sesaat dia tengok anaknya yang sudah pucat, dan saat disentuh keningnya, ternyata si anak sudah tidak bernyawa lagi. Sang Ibu begitu histeris dan sang Kakak bertanya-tanya pada Ibunya, kenapa Ibunya menangis dengan kencangnya. Dan si Ibu bilang, bahwa adiknya sudah tidak ada lagi, adiknya sudah Meninggal. Tapi, apakah yang terjadi??!! Tiba-tiba pasukan Tramtib menangkap si Ibu, memang pada saat itu sedang ada razia pengamen, pemulung, dan peminta-minta. Dan si Ibu serta anak pun ditangkap, dan apa yang terjadi?? Sesampainya di tempat pos polisi, si Ibu malah dituduh membunuh si anak, padahal si anak meninggal karena sakit, dan untuk membuktikannya, si anak di visum oleh pihak kedokteran, dan memang benar si anak murni meninggal karena sakit Demam Berdarah. Dan pihak Polisi pun melepaskan si Ibu dan si anak. Tapi, si Ibu bingung harus menguburkan anaknya dimana, karena si Ibu benar-benar tidak memegang duitnya sama sekali untuk penguburan anaknya. Sedangkan pihak polisi pun tidak dapat membantu apa-apa. Si Ibu bingung harus kemana menguburkan anaknya, sampai akhirnya si Ibu bertemu dengan orang yang pernah membantunya untuk mengobati anaknya, di Rumah Sakit. Dan setelah itu orang itu membawa si Ibu dan si anak ke Masjid dan meminta pada Bapak Haji untuk menerima si anak dan si Ibu untuk tinggal di daerah situ, dan menguburkan si anak yang sudah meninggal dengan cuma-cuma di pemakaman umum dekat situ. Untungnya warga disana masih ada yang berwelas asih, ada yang mau merawat dan menyekolahkan anak si Ibu dan merawat si Ibu. Dan si Ibu pun senang dan bersyukur pada Allah SWT karena ia masih diberi kesenangan dan kenikmatan.

Dari sini harusnya kita sadari, UANG sudah membuat kita lupa akan segalanya. Please...Semuanya itu tidak dapat dinilai dengan UANG. Kenapa sih manusia sekarang kok apa-apa harus ada UANG...UANG...UANG...dan UANG...

MATI AJA KOK SUSAH!!!

No comments: