Tuesday 12 October 2010

It's Complicated

Asli, gw bingung kalo mau cerita. Bingung mau ceritanya sama siapa kecuali Allah SWT. Selama ini temen gw yang tahu segalanya tentang gw ya hanya tulisan, ga ada yang lain. Selama ini hanya bisa mencurahkan semuanya melalui tulisan. Semua rasa gundah dan gulana. Gw butuh tempat untuk mencurahkan semua isi dan gundah di hati ini, karena masalah yang gw alami saat ini benar-benar complicated banget. Mulai dari semua aspek, semua sisi, semua sudut, semuanya dan semuanya.

Masalah gw mulai dari Keluarga, Ekonomi, Kesehatan, Jodoh, dan lain-lainnya membaur menjadi satu, mereka berdatangan secara bersamaan sejak gw kecil dulu. Gw adalah seorang wanita yang terlahir dari keluarga yang pas-pasan, tidak mewah dan tidak juga kekurangan. Gw juga terlahir dari keluarga yang sempat berantakan (Broken Home). Gw terlahir dan terdidik dewasa dari sana, terbiasa akan keadaan ekonomi yang serba sulit, kesana mentok, kesini mentok. Dan keluarga yang yaahhh lumayan caur maur... Walau pun banyak orang yang melihat dari sisi lain, bahwa keluarga gw selalu happy, bercanda setiap hari, ini dan itu. Padahal semua itu hanyalah sisi luarnya saja, tidak seutuhnya terlihat seperti itu. Mungkin jika memang mengharuskan untuk menitikkan air mata, gw bisa menitikkan air mata setiap harinya, mungkin juga bisa bikin usaha Air Mineral karena saking banyaknya air mata yang gw keluarkan.
Tapi apalah arti dari air mata tersebut, tidak menyelesaikan masalah. Gw setiap hari hanya bisa berlindung dari candaan gw, tawa gw, keceriaan gw yang mungkin orang tidak akan pernah menyangka bahwa gw memikul beban sejak gw masih kecil, bahkan sejak adik gw dalam kandungan emak gw.

Kehidupan keluarga gw hancur karena hadirnya uang yang berlimpah dan wanita penggoda. Ada uang abang sayang, ga ada uang abang di tendang. Mungkin itu slogan dari wanita penggoda tersebut. Saat itu bokap gw masih jaya-jayanya, uang berlimpah, mau minta apa aja, bisa di dapet. Kala itu gw masih tinggal di Jakarta Timur, tepatnya di dekat Bandara Halim Perdana Kusuma, yang setiap hari selalu dihiasi suara-suara gemuruh dari Pesawat Terbang yang melintas, tentu jaraknya sangat dekat dan pastinya bising. Tapi gw udah biasa, karena sejak gw bayi udah tinggal disana.
Memang saat itu rumah gw adalah rumah dinas, milik Pemerintah yang luasnya lumayan bisa lari-larian dan bisa main petak umpet sampe puas. Seperti yang diujarkan tadi, bahwa dulu bokap gw lagi jaya-jayanya. Tapi uang banyak bukanlah jaminan, wanita penggoda pun datang, dan uang bokap gw raib ajah sama perempuan busuk itu. Namanya Mery. Sampai saat ini gw benci dengan nama Mery, yang ada dalam otak gw Mery adalah Pelacur yang rela menjual diri dan rela ke dukun hanya untuk mengguna-gunai bokap gw.
Sejak itu lah keluarga gw hancur brantakan, bokap gila cewek dan anak-anak serta istrinya terlantar. Gak pernah pulang, sekalinya pulang cuma marah-marah, ngebanting barang dan sok garang. Jujur gw takut siihh sama bokap gw, karena emang dia berasal dari Kalimantan Selatan, Banjarmasin. Yah, suara menggelegar dan kasar. Perlakuan yang semena-mena kepada nyokap gw, itu yang sering gw lihat hampir setiap harinya. Perempuan pelacur itu memang tidak tahu malu. Dia berani menginjak rumah gw, seakan rumah itu miliknya, padahal dia hanya perempuan murahan yang hanya butuh uang. Pelacur kampungan, karena dandanannya benar-benar pelacur pasar. Sok seksi padahal tepos, sok bahenol padahal kuntet dan ga punya modal apa-apa kecuali mungkin barangnya yang udah kena barang laki-laki dimana-mana, mungkin sama orang pasar juga. Karena memang dia maenannya di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur.

Nyokap gw dulu sabar, walau pun lagi hamil adik gw dan nyokap gw hampir tidak terselamatkan jiwanya waktu mau melahirkan karena dia sendiri pun tidak ingin hidup lagi. Seraya disobek-sobek hati, dan mau melahirkan anak namun bapaknya entah ada dimana. Gak ngerti apa yang ada di dalam otak bokap gw kala itu, mungkin juga sudah kecanduan racun pelacur sehingga tak sadarkan diri. Lalu nyokap gw yang tadinya mau melahirkan di Bidan terpaksa dilarikan ke RS, karena nyokap gak mau ngeden, dan selalu bilang mau mati aja. Usia gw kala itu masih sangat kecil, tahun 1991 di tanggal 11 September sekitar 5 tahun. Gw sebenarnya juga ga ngerti apa-apa, tapi gw seakan sudah bisa berfikir dengan keadaan keluarga gw saat itu.

Nyokap gw sampai saat ini masih hidup ada bersama gw dan berkumpul dalam 1 keluarga yang tidak sepenuhnya utuh bahagia, namun tetap berusaha untuk bahagia walau pun tahu keadaannya seperti apa. Tapi gw dan adik serta kakak gw berusaha untuk tetap buat segala sesuatunya itu indah dan tertawa seakan tidak ada beban. Berada dalam 1 rumah yang cukup besar dan hanya tinggal bersama nyokap, kakak gw, dan adik gw yang kecil. Entah kemana perginya abang gw, karena jarang pulang. Mungkin malu karena punya keluarga yang tidak bahagia hingga akhirnya efek psikisnya masih ada sampai dengan saat ini. Karena abang gw yang pertama adalah anak yang paling sering dibentak, dihajr sama bokap gw, kurang kasih sayang dari bokap, padahal gw tahu dia pintar dan cerdas. Efeknya dia jadi kurang bertanggungjawab, kasar, terkadang suka kalap dengan istri dan anaknya. Gak Cuma dengan anak dan istrinya saat ini, tapi juga sama adik-adiknya. Tapi gw ga bisa pungkiri, hal tersebut memang atas dasar kesalahan dari didikan bokap gw yang dulu.

Yah, akhirnya setelah bertahun-tahun rumah gw hancur berantakan. Bukan hanya rumah, tapi juga keluarga gw yang berantakan. Perang Dunia. Gw inget, waktu itu ulang tahun bokap gw di tanggal 12 April tahunnya gw lupa. Malam itu walau pun nyokap gw sudah sakit hati, tapi masih berbesar hati buat Soto Banjar kesukaan bokap. Yahh, walau pun ga tahu bakalan di makan atau di buang. Semua keluarga nunggu, tapi bokap gw ga dateng dan ga pulang. Nyokap cuma sabar dan maklum. Keesokan harinya perempuan kotor itu datang ke rumah. Ngacak-ngacak rumah gw, disangkanya kita semua ngumpetin bokap gw. Nyokap heran, apa untungnya ngumpetin suami sendiri dan apa hak dia juga karena bokap adalah suami resmi nyokap gw. Yah, maklum perempuan gak berpendidikan, jadi ya sedikit ga punya otak. Akhirnya dia acak-acak rumah gw, semua barang-barang di rumah gw diangkat-angkat dan dibanting-banting. Saat itu kejadiannya gw lagi main di rumah tetangga gw, dan abang gw saat itu ada di rumah. Abang gw yang lagi minum langsung di botol beling yang diambilnya dari kulkas, dihajarnya ke kepala perempuan itu. Dan diambilnya golok dan dilemparnya sama abang gw bermaksud ingin kenai kepalanya, tapi meleset dan kena kusen pintu. Wanita itu benar-benar memiliki ilmu, gak mungkin dia masih hidup secara dia udah mecahin lampu kristal dan diinjak-injaknya dengan kaki tanpa alas, darah sudah berceceran dimana-mana, meja tamu dibantingnya pulak dan dia terpeleset karena darahnya sendiri. Yah, layaknya wanita kesurupan kemasukan setan.
Gw saat itu ga boleh pulang ke rumah sama tetangga gw, gw cuma nangis khawatir nyokap gw kenapa-napa di rumah. Tapi Alhamdulillah semuanya aman. Ketika itu gw masih kelas 2 SD. Rumah gw udah berantakan ketika gw pulang, gw diambil nyokap dari samping rumah, polisi sudah datang dan mengamankan TKP. Saat itu juga, tanpa terkecuali semuanya pergi ke Bintaro, rumah nenek gw. Semuanya diamankan disana, gw, kakak gw, adik gw yang kecil semuanya disisir ke Bintaro. Masih inget banget gw, waktu perempuan jalang itu ditarik dan diangkat sama Polisi, dia masih ketawa-ketawa dan teriak-teriak kalo dia bakalan cari bokap gw kemana pun. Yah, dasar wanita gila...

Sejak itu keadaan mencekam, tegang, takut rasa hati ini. Trauma? Alhamdulillah gw ga pernah memrasa trauma dengan kejadian itu. Akhirnya gw di sekolahkan di Bintaro, sejak itulah gw tinggal di Bintaro hingga saat ini. Seling beberapa waktu nyokap mau cerita sama kakaknya bokap gw di Bogor. Ternyata bokap gw ada disana, dia sadar akan perbuatannya adalah salah. Mungkin mantra dari si pelacur itu sudah luntur. Jadi, nyokap maafin bokap. Semuanya kembali lago dari 0.

Tapi ga sampai disana, banyak uang bokap gw lagi-lagi begitu, sampe temen kakak gw sendiri diembat juga sama bokap gw. Dasarnya emang temen kakak gw ayam sekolah, ya mau aja sama bokap gw. Yah, pokoknya banyaklah kejadian-kejadian yang perempuan lagi perempuan lagi. Sampai terakhir itu waktu gw SMA kelas 2 akhir. Perjalanan yang panjang, bukan?! Saat gw SD kelas 6 menjelang EBTANAS, nyokap gw bilang udah ga sanggup lagi sama bokap, ga ada rubahnya. Sekarang sama temennya kakak gw, dan kakak gw juga udah nangis melulu gak nyangka kalo temennya juga bakalan makan sahabatnya sendiri. Kakak gw selalu disalahkan sama keluarga gw, namun apa daya semua telah terjadi. Gw yang ga pernah mau tahu urusannya, gw cuma bisa nangis karena bokap sama nyokap gw akan bercerai dan prosesnya sedang di urus. Yah, bagaimana kacaunya perasaan gw, setiap hari harus bulak-balik kontrakan bokap dan rumah nenek gw, ke rumah bokap sekedar besukin bokap, dan pulang lagi ke rumah nenek gw. Anak kelas 6 SD yang menjelang EBTANAS haru didera masalah berat seperti itu. Ancaman kelulusan, itu adalah nomor 1. Tapi gw belajar profesional dari masalah tersebut, gw tetap berusaha untuk bisa lulus sekolah, gw minta beliin buku EBTANAS dengan jaminan bisa lulus dengan hasil yang memuaskan, dan bokap gw memenuhi. Gw belajar dan latihan setiap hari hingga menjelang ujian dan Alhamdulillah gw lulus dengan NEM 40.90, nilai yang lumayan tinggi dan peringkat ke-3 angka NEM tertinggi di sekolah gw. Setidaknya gw lega, gw puas karena semuanya tidak sia-sia. Akhirnya selang beberapa lama proses perceraian itu tidak berlanjut, karena PNS tidak boleh cerai, dan akhirnya hampir 6 bulan lebih bokap dan nyokap gw nikah lagi. Karena sudah ada kata cerai dan zinah jika berhubungan badan kembali. Setelah itu usai semuanya dan gw berharap tidak ada 1 wanita mana pun lagi yang bertengger di bokap gw.
Yah, Alhamdulillah yang gw ingat hanya ada 3 wanita, selebihnya gw ga tahu dan gw ga mau tahu. Saat itu gw udah kelas 2 SMA, perjalanan yang cukup panjang mulai sejak umur Balita hingga Gulita. Memang tidak lagi-lagi bermain dengan perempuan-perempuan, karena uangnya sudah mulai kosong. Tidak ada uang, jadinya ya bebas deh... Tapi ya memang kalo sama keluarga bokap gw itu terhitung pelit. Ya gw semenjak SMA kelas 1 sampai gw lulus wisuda D.III gak pernah dikit-dikit minta, paling ya kalo kudu ngeluarin dana banyak. Untuk perpisahan SMA pun gw nabung setiap bulannya, dengan harapan dapat uang jajan banyak karena kan ke Yogyakarta, masa ga bawa uang banyak. Kan pengen jalan-jalan, pengen beli ini, beli itu. Scara gw gak pernah ke Jawa, kecuali Jawa Barat.

Penderitaan masalah keuangan sudah gw alami sejak gw SMP. Selalu dikasih uang jajan yang pas-pasan, kalo mau minta apa-apa gw selalu mikir, bahkan gw cenderung takut. Takut meminta karena takut dimarahi. Untuk renang, untuk paskibra, untuk ini, untuk itu. Sampe gw bela-belain pake uang SPP dan uang SPP gw bayarin dengan cara mengumpulkan uang. Memang selalu telat bayar SPP, tapi ya setidaknya hingga gw lulus SMP, semuanya udah lunas dengan uang gw sendiri. Jarang jajan, jarang naik angkot kalo pulang. Mungkin penyakit pertama gw dimulai sejak SMP itu, karena jarang makan siang. Harapan gw cuma saat-saat perpisahan sekolah ajah, karena pasti dikasih uang lebih, tapi tahunya enggak. Yah, nasib!!!

Lulus SMP, gw sekolah di Swasta. Karena nilai gw anjlok, jlok, jlok, jlok. Gak pernah berlajar, nilai asal sedapetnya. Pokoknya gak ada prestasinya sedikit pun. Gak niat sekolah, dan SMA gw masuk ke SMA yang sangat gw benci. Tapi anehnya, sekolah itu yang memberikan gw ilmu yang banyak, pengalaman yang banyak. Walau pun dari sisi luarnya tidak menarik, tapi ya lumayan bagus perkembangan yang gw terima, dan efeknya masih terasa sampai saat ini. Tidak begitu menarik saat gw masih SMP, tapi begitu menarik saat gw SMA. Mulai dari kelas 1 SMA, anak bengal yang malas belajar akhirnya mendapatkan tamparan besar pada saat semester pertama sekolah. Praaakkkk...... Nilai merahnya ada 5. Saat itu juga gw kabur dari rumah, alasannya di ajak sama Mamah ke Marunda, Jakarta Timur tempat kembaran nyokap gw. Disana gw nginep sampe seminggu, benar saja gw abis-abisan dimarahin sama bokap lewat telepon. Tapi om gw berbesar hati membangunkan semangat gw, “Maklum, namanya juga baru naik ke SMA, masih penjajakan. Nantinya juga bisa menyesuaikan. Kaget paling dia belum terbiasa”. Itu kata-kata yang menyemangati, padahal emang ajah dasarnya gw itu pemalas. Sejak itu karena merasa benar-benar tersambar gledek, akhirnya gw di Semester 2 drastis bisa dapat peringkat 10. Menggeser semua lawan-lawan gw, dan sejak itu merasa seperti kecanduan. Rasanya indah jika melihat hasil rapor ada peringkatnya. Sejak itu terus belajar, belajar dan belajar. Main dengan orang-orang tetentu yang bisa buat gw pinter, main tapi tetap belajar. Keep concentrate dalam belajar di sekolah dan di luar. Terus terus dan terus dapat peringkat. Merasa iri jika nilainya kalah dengan yang lain dan ada rasa gak rela jika orang dapat nilai bagus. Tapi tetap pada jalur yang aman, bersaing dengan sehat. Rasa kekeluargaan gw dapet di sekolah itu, rasa keberaian maju di depan altar ada di sekolah itu, kepintaran gw raih dari sekolah itu, sampai dengan berorganisasi. Gak ngerti kenapa gw dipercayai untuk pegang OSIS, yang saat itu sekolah gw gak pake OSIS, tapi SG (Student Government). Cukup buat wawasan gw tentang organisasi terbuka dan senang dengan organisasi. Sempat juga menjadi siswa teladan no 1 di sekolah, rasanya senang banget. Tapi dibalik kesenangan itu, gw tetaplah anak yang pendiam dibandingkan dengan yang lainnya. Walau pun nakal di sekolah, bikinnya kasus melulu. Tapi alhasil terkenal seantero sekolahan sampe tukang-tukang ojek. Yah, dengan julukan Power Ranger + Montir Cantik. Hedeh.... Entah darimana itu julukan, mungkin karena kemana-mana selalu berlima dan Alhamdulillah kami berlima itu dipercayai oleh guru-guru.

Tapi ya Study Tour uang sendiri, acara jalan-jalan uang sendiri. Rasanya sakit banget hati ini, maksud ingin prihatin dengan orang tua, eh malah keinjek sampe nyesek. Hwaaaaaa..................... Jarang jajan, tapi Alhamdulillah ada aja temen yang jajanin, atau guru yang jajanin. Jalan-jalan sama temen-temen, kalo ga ada uang ya temen-temen gw yang pada bayarin. Temen-temen gw emang the best, gak ada yang bisa ngalahin mereka. Solid, bisa ada saat suka, duka, sekali pun dalam keadaan jahat (setannya lagi pada dateng). Yah, pokoknya gw itu mungkin dulu julukannya anak yang paling kere kalih. Tapi dibilang kere, temen-temen gw bingung, di rumah ada komputer, ada printer, fasilitas di rumah semua serba ada. Dahsyat, tapi jajan anaknya yah ngepaaasss..... Cuma dapet Rp 5.000. Yah, bersyukur masih bisa jajan.

Karena udah terbiasa memenuhi kebutuhan sendiri dengan uang sendiri, jadi gak terlalu sulit dan ngoyo untuk dapetinnya. Karena penuh perhitungan. Baik perhitungan waktu, uang, dan lain sebagainya. Saat gw kuliah, gak pernah gw minta sama bokap selain uang semesteran. Uang fotokopi, ngeprint tugas, jilid, semuanya sampai uang buat Event Organizer saat semester 5 dan TA di semester 6 itu bisa dihitung dah minta uang sama bokap. Hampir 80% uang gw, sisanya 20% ya uangnya bokap. Yah, gw minta-mintain ajah pas selesai wisudaan. Wong biaya Make Up aja waktu wisuda pake uang gw sendiri, uang hasil dari Part Time, dan ikut-ikut EO NAIF, yah lumayan uangnya buat jajan sama uang hasil jualan Pulsa di kampus, yang pada saat itu gw lumayan Berduit.....

Terkadang suka berfikir, sakit hati ini rasanya seperti anak tiri. Kalo mau dibanding-bandingin. Abang gw aja waktu mau operasi anaknya ngabisin dana Rp 8.000.000 untuk uang muka aja itu minta sama orang tua, saat gw buat EO yang ngabisin duit puluhan juta, gw ga minta sama bokap gw, sedangkan saat itu setiap anak harus ngumpulin uang Rp 5.000.000 per orang. Dari mana kah uang Rp 5.000.000 tersebut??!! Yaaaa.... Alhamdulillah rejeki gw waktu itu lagi bagus, ada aja dana yang masuk termasuk dari kakak gw. Tetap dengan perhitungan sebelum gw berani mencetuskan keputusan.

Merasa tidak adil dalam hal keuangan dari orang tua, yah... Sangat gw rasakan sejak gw SMP. Lalu, selesai kuliah Alhamdulillah ga nganggur, masih kerja Part Time di English First sebagai Data Entry, walau pun uangnya ga banyak tapi ya lumayan lah kalo buat jajan ajah. Sampingannya juga EO masih tetep jalan, terkadang suka di telepon untuk Bala Bantuan Launching, Press Release, dan lain-lain. Setelah lama ga kerja di EF dan cari kerja kesana-kesini, akhirnya gw kerja di Warnet temen gw, sampe akhirnya gw dapet kerja di Perusahaan yang baru aja kemaen gw ajuin Resign. Karena kondisi badan gw semakin melemah, dan ga kuat. Dan disini mulai terbuka semua deh masalah gw yang Panjang x Lebar = Tinggi Berlembar-lembar pulak.
Yah, memang di rumah selalu mengeluh ga ada uang, ga ada uang untuk belanja, ingin ini, ingin itu. Sedangkan gw gak terbiasa dengan orang yang suka ngeluh di depan gw. Apalagi itu emak gw sendiri. Waktu gw kerja di warnet, walau pun dapet uang sedikit tapi InsyaAllah gw kasih uang ke orang tua gw. Uang kerja gw abis buat keluarga gw, hanya mungkin Rp 100.000 aja yang gw makan setiap bulannya untuk keperluan wanita. Sisanya buat keluarga, mulai dari abang gw, kakak gw yang selalu ngeluh ga ada uang walau pun udah kerja, adik gw entah ada aja yang dia minta. Yaudah, uang gw habis tiap bulannya, belum lagi gatel pengen beliin sesuatu buat keponakan gw yang pertama.

Setelah lebih kurang 9 bulan, gw kerja di Indovision. Semakin kesini ternyata kebutuhan semakin meningkat. Mulai dari bayarin listrik di rumah, buat bayar kostan, buat ini, buat itu, lain-lain, lain-lain, dan lain-lain. Gubrag!!! Dikantor tadinya ngerasa nyaman, enak dan enjoy. Tapi setelah kesini semakin tertekan dan tertekan lagi. Ga kuat karena terkaku banyak tekanan, belum lagi masalah di rumah. Yah, di rumah itu nyokap jarang masak, padahal ada uang sampingan. Jualan Es, tapi entah kemana uangnya selalu aja bilang ga ada uang. Bokap gw pensiunan PNS apa lagi yang mau diharapkan dengan gaji Rp 1.200.000 setiap bulannya, lalu siapa lagi yang bisa bantu? Cuma gw lah satu-satunya harapan, karena cuma gw lah yang lulus kuliah. Abang gw ga pernah bener sekolahnya walau pun dia pinter, kakak gw Alumnus, alumni ga lulus alias pernah di DO. Adik gw baru aja masuk kuliah. Mainset mereka kan, gw lulus kuliah harusnya gajinya paling gede. Apalagi namanya Perusahaan gede, pasti uangnya juga gede. Tapi semuanya bullshit, yang ada gw yang sakit-sakitan disana, gw yang tekor kesana-kesini. Ingin rasanya nyenengin buat gw sendiri, uang sebanyak itu. Tapi memang bukan saatnya buat gw, ga bisa pake egoisme gw sendiri. Hwaaaaaaa........... Pengen kayak adik gw, kayak kakak gw ga di teror uang uang dan uang setiap hari. Ingin cepet merit biar semuanya gw lepas, tapi kemana tanggungjawab gw sebagai anak. Terus akibatnya badan gw yang sekarang ga bisa fit lagi kayak dulu, karena terlalu di porsir di perusahaan itu. Sekarang sedikit-sedikit gw lemah, gak kuat, gak bisa ngapa-ngapain, badan gw udah ga kayak dulu lagi, ga rock ‘n roll lagi... Hwaaaa......

Masalah percintaan? Gw males ngomongin masalah itu saat ini, karena masih terlalu panjang yang harus gw raih. Gw gak tahu akan menikah sama siapa, kapan, dimana. Yang jelas, walau pun gw ngerasa ga akan panjang lagi perjalanan cintanya, gw ga mau ambil pusing. Gw males ngomogin cinta dan jodoh yang tak pernah jelas.



..........Ini sebagian cerita atau cerita inti yang mau gw jadiin Novel yang gak pernah selesai sampai dengan saat ini. Entah kapan gw bisa selesaikan cerita ini kedalam Novel yang gw buat sendiri..........

2 comments:

More Than Me said...

sabar aja bun,.

khehehe

keketh said...

Sembarangan........... Kok loe baca siiyyhh........ Huwh, tau dari Fb yha Link Blog gw??!!